Mengenal Buku Kereta Semar Lembu Karya Zaky Yamani, Peraih Sayembara Novel DKJ 2021

Sebuah judul yang menarik namun ditulis oleh sosok Zaky Yamani yang mungkin masih terdengar asing di telinga pecinta sastra Indonesia. Judul Kereta Semar Lembu faktanya mampu menembus tradisi dalam sayembara novel DKJ 2021 silam.

Perhelatan sayembara novel DKJ sendiri sudah berlangsung sejak tahun 1979 yang dilakukan oleh sejumlah kritikus sastra untuk memperkenalkan sebuah novel menurut validasi mereka. Judul Kereta Semar Lembu secara menarik keluar sebagai juaranya yang ditulis Zaky Yamani.

Zaky Yamani selaku penulis Kereta Semar Lembu itu merupakan pria kelahiran Bandung, 27 Juli 1978. Ia merupakan sosok yang giat di dalam dunia tulis menulis yang latar belakangnya merupakan seorang jurnalis sebelum kemudian menelurkan rentetan novel layak baca.

Sebagai gambaran singkat, Zaky pernah bekerja selaku wartawan serta redaktur pada Harian Pikiran Rakyat.

Di sana ia berkarir sejak tahun 2002 hingga akhirnya memutuskan selesai pada 2016.

Pendidikan yang ditempuhnya dilakukan di Universitas Adenauer de Manila di Filipina.

Zaky lulus dengan gelar MA dalam bidang jurnalistik yang kemudian membawanya terlibat banyak dalam dunia sastra.

Beberapa terbitan buku yang telah dihasilkannya yaitu berikut:

-        Johnny Mushroom and Other Stories - Tahun 2011

-        Haus di Ladang Air – Tahun 2012

-        Komedi Pahit Kopi – Tahun 2013

-        Bandar: Keluarga, Darah dan Dosa Warisan – Tahun 2014

-        Running Amok – Tahun 2016

Melalui deretan buku yang diterbitkan dalam bentuk varian tersebut, mulai dari esai, cerpen hingga novel itu akhirnya ia membuat ledakan di tahun 2022 ini.

Kereta Semar Lembu diterbitkannya melalui Gramedia Pustaka Utama yang rilis pada tanggal 21 September 2022 lalu.

Sinopsi Kereta Semar Lembu

Ini merupakan buku fiksi yang memadukan genre realisme magis yang biasa diperkenalkan oleh beberapa penulis seperti Eka Kurniawan atau beberapa lainnya dalam lanskap sastra dunia.

Bercerita mengenai sosok lelaki bernama Lembu yang mati lalu hidup kembali sebagai jiwa penasaran.

Di dalam kematiannya, Lembu merasa tidak nyaman untuk tinggal dalam sebuah dunia yang ia sebut sebagai persinggahan para arwah gentayangan.

Di sana terdapat hewan serta para manusia juga yang secara tragis harus mati dalam kondisi yang mengenaskan.

Mereka hanya membutuhkan penguburan yang layak untuk bisa keluar dari ruang menjengkelkannya tersebut.

Bersama dengan para arwah itu, Lembu menunggu giliran seleksi agar bisa dengan tenang sampai ke pengadilan dan pergi dari tempat sementara itu.

Caranya mudah, mereka harus ditemukan jasadnya oleh manusia hidup beserta keseluruhan rangkanya yang disertakan doa-doa agar bisa pergi dari sana.

Lembu adalah salah satu yang beruntung karena penantian 50 tahun yang ia alami, akhirnya selesai.

Jasad dengan kerangkanya ditemukan oleh seorang yang secara tak masuk akal juga mampu menggambarkan sosok Lembu itu sendiri.

Semasa hidup, Lembu seperti dikutuk untuk hidup terkait dengan rel kereta api yang bagi pembaca mungkin akan terdengar absurd.

Novel ini membawa narasi jaman kolonial Belanda di tahun 1800an, masa ketika manusia di Jawa mengalami kerja paksa untuk membangun jalur kereta api.

Hal ini bisa disadari ketika pembaca memulai cerita di awal pengisahan yang ditulis oleh penulis sendiri.

Penggambaran detail aktifitas pada pekerja rel kereta api secara intens dituturkan dalam meramu cerita pertama sebelum memasuki kisah Lembu.

Karya novel Kereta Semar Lembu yang ditulis Zaky Yamani ini juga membawa unsur mitos yang diyakini diadaptasi dari dunia wayang, seperti Punakawan yang berperan sebagai penjaga Lembu di dunia persinggahan. Melalui unsur-unsur kompleks tersebut, masuk akal akalu novel ini memenangi sayembara DKJ 2021 sebagai yang terbaik.

Sumber 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments